Peringatan Maulid Nabi Muhammad dimanfaatkan oleh SMP IT Harapan Bunda Purwokerto untuk mendekatkan sirah atau sejarah Rasulullah kepada remaja. Persoalan di zaman kiwari ini, para remaja cenderung mencari sosok model atau teladan dalam bentuk artis, pemain bola, dan lain-lain. Kecenderungan itu berdampak pada perilaku remaja.
Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul sekaligus menjadi uswah hasanah (suri teladan yang baik) bagi umatnya. “Laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatun” yang artinya “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.” (QS Al-Ahzab : 21). Untuk bisa mencintai dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad secara benar, tentunya kita harus mempelajari serta mengkaji sepak terjang beliau semasa hidupnya.
Orang-orang Arab pada zaman jahiliahnya, mereka adalah umat yang berselisih, terlantar, musyrik, penganut paganisme, saling berperang, dan membunuh. Mereka bodoh, hidup seperti binatang. Beginilah kondisi umat kala itu, mereka tidak punya sejarah, prinsip, dan akhlak.
Ketika Rasulullah SAW diutus, beliau membebaskan mereka dan menjadikan mereka menjadi hamba Allah. Untuk memperbaiki kebobrokan akhlak itulah Nabi Muhammad SAW diutus ke tanah. Beliau bersabda, “innamaa bu’itstu li-utammima makaarimal akhlaaq.” Artinya, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Allah pun memuji keluhuran akhlak beliau sebagaimana tergambar dalam QS Al-Qalam ayat 4 yang artinya, “Sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.”
Mengenalkan sejarah Rasulullah menjadi hal penting agar remaja tidak kehilangan keteladanan yang baik. Salah satunya dengan menggelar kajian spesial peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW [asr]
https://majalah.smpn2kersamanah.sch.id/wp-includes/slot-bonus/