Masih ingatkah ketika kita diminta menggambar pemandangan ketika sekolah dasar dulu? Sebagian atau kalau tak ingin disebut semuanya, menggambar gunung. Di bagian tengah jalan lurus atau berkelok, bersebelahan dengan sawah-sawah . Lalu ada matahari dan burung-burung yang tengah terbang. Persis. Ya kan? Mengapa hal itu terjadi? Mengapa jarang atau kalau tidak ingin disebut tidak ada, diantara kita akan menggambar sungai yang ada perahunya atau mungkin menggambar taman dengan beraneka tanaman bunga beraneka warna. Hampir tidak ada.
Sepakat?
Lucu ya sepertinya, tapi itu fakta. Apa gerangan mengapa hal itu bisa terjadi? Tak ada kreativitas. Padahal betapa pentingnya kreativitas bagi seseorang. Dikutip dari Kompasiana yang diunggah pada tanggal 22 Desember 2009 ditulis beberapa pendapat dari para ahli tentang kteativitas :
Setelah membaca beberapa pengertian itu bisa disimpulkan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemmapuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baikberupa gagasan maupun karya nyata.
Tentang kreativitas juga tersirat dalam Alquran surah Ar Ra’d ayat 11 yang artinya “ ……Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri..”
Ayat ini menunjukan bahwa setiap kita perlu punya kreativitas.
Kembali pada kasus di atas mengapa terjadi pengulangan tentang matinya kreativitas anak-anak ketika diminta mengerjakan sesuatu kreativitas belum muncul?
Hal tersebut terjadi salah satu sebabnya adalah karena para guru dan orang tua berprinsip seperti teko. Maksudnya? Dalam menyampaikan ilmu guru atau orang tua lebih menganngap dirinya sebagai teko yang berisi air penuh sedangkan murid atau anaknya hanyalah cangkir kosong. Jadi seakan-akan guru atau orang tua hanyalah memindahkan air dengan cara menuangkannya, maka hasil akhirnya adalah sama persis dengan apa yang ada di teko. Esensinya hanyalah menuangkan, memindahkan. Anak atau murid hanyalah penerima apa yang yang dituangkan atau dikirim guru. Maka tak ayal dari generasi ke generasi tak ada yang berubah.
Padahal Allah telah membuat manusia sebagai makhluk yang istimewa dan sempurna. Hatinya sengaja dianugerahkan agar mudah membedakan antara yang baik dan buruk, agar bisa berempati pada yang berduka agar turut gembira atas kebahagiaan orang lain. Dianugerahi pula otak dengan segala kemampuan berfikir untuk menemukan ide-ide cemerlang. Bila kita ingin generasi selanjutnya menjadi lebih berinovasi dan berkreatifirtas tinggi ubahlah cara pandang kita posisi sebagai guru atau orang tua. Kita para orang tua dan guru bukanlah teko sementara anak-atau murid kita adalah teko. Rubahlah pemikiran kita bahwa orang tua dan guru adalah kayu bakar yang bila dibakar akan menyala menjadi api yang berkobar-kobar. Kobaran apinya akan membakar semangat anak atau murid untuk berkreasi dan berinovasi. Dengan tercipta panas akan muncul ide-ide yang jitu untuk menghindari rasa panas tadi, itu sisi baik lainnya.
Guru atau orang tua tak bisa menjadi teko. Melainkan mesti menjadi sebatang korek api yang memercikan api semangat pada anak dan murid untuk berkreasi. Udara yang membuat api tetap bisa menyala akan diberikan terus-menerus kepada anak didik dan anaknya sendiri supaya api semangat mereka tetap berkobar-kobar.
Wahai guru dan ayah bunda biarkan anak-anak diberi ruang untuk berbeda, berkreasi, dan tampil dengan jalan pikiran serta imajinasinya masing-masing, kita hanya berpersan mengarahkan ketika imajinasi atau pikiran mereka tidak sesuai dengan syariat atau aturan Allah dan rasul. Niscaya anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang penuh kreasi dengan penciptaan-penciptaan yang super dan luar biasa dan penuh keimanna dan ketaqwaan. Jangan biarkan ank-anak kita seperti kita yang bisanya hanya mengikuti tanpa alasan yang jelas.
Siti Umaroh, S.Pd beraktifitas sebagai pengajar di SDIT harapan Bunda Purwokerto. Bertemu dengan anak-anak sebenarnya banyak sekali pengetahuan tenang perkembangan dan pertumbuhan anak. Dalam keseharian tak jarang banyak sekali ilmu yang anak-anak suguhkan, sayangnya sering terlewat untuk diabadikan. Sangat menyukai warna biru dan terpesona dengan panorama laut. Menyukai kegiatan menulis, Rinai Hujan (AE Publishing 2020), Ribang (SIPPublishing 2020), Antologi Dongeng Resep Rahasia (Sint Publishing 2020), Antologi Artikel Pendidikan Guru Daring Antigaring ( SIP Publishing) adalah sebagian karya antologinya bersama rekan-rekan penulis se-Indonesia. Saat ini berdomisili di Perumahan Puri Indah blok L no 27 rt 6 rw 11, Karangklesem, Purwokerto. Sapa di fb : Siti Umaroh Khasan, IG : siti_rafkhan atau surel : siti1704@gmail.com