Hari Pahlawan menjadi ikon yang tidak lepas dari Bulan November. Saban tahun peristiwa 1945 itu diperingati dari tingkat sekolah sampai presiden. Siapa yang tidak tahu tentang orasi dari Bung Tomo yang disampaikan lewat radio. Tentu semua mahfum dan terngiang-ngiang suara yang melengking dan memekak telinga penjajah dan membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia.
“Kita toendjoekkan bahawa kita benar-benar orang jang ingin merdeka.
Dan oentoek kita, saoedara-saoedara, lebih baik kita hantjoer leboer daripada tidak merdeka.
Sembojan kita tetap: MERDEKA ataoe MATI.
Dan kita jakin, saoedara-saoedara, pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh di tangan kita
sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar
pertjajalah saoedara-saoedara, Toehan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar…! Allahu Akbar..! Allahu Akbar!
MERDEKA!!! “– Pidato Bung Tomo jelang pertempuran 10 November 1945
Pekik Takbir Bung Tomo yang terkenal itu tak bisa dilepaskan para ulama khususnya peristiwa 22 Oktober sebelumnya yang menjadi pelontar semangat perjuangan. Jalan sejarah adalah jalan penghikmahan, seperti yang Allah sampaikan dalam firmannya tentang pentingnya memperhatikan sejarah untuk masa depan.
Lahir di Indonesia bukanlah sebuah pemilihan pribadi, melainkan takdir yang Allah berikan kepada kita. Maka, tiada lain bentuk kesyukuran dan menjaga amanat itu selain berusaha berkontribusi terhadap bangsa dan negara.
Hal inilah yang melatarbelakangi SMPIT Harapan Bunda Purwokerto menggelar upacara. Kegiatan yang bukan saja sekadar seremonial, tetapi memiliki makna yang dalam. [asr]