Pembelajaran di luar kelas yang dilaksanakan oleh SMP IT Harapan Bunda dimanfaatkan tim kesiswaan untuk menguatkan adab siswa. Darurat Covid-19 berdampak pada proses pendidikan. Pada bulan Maret selepas diumumkannya kasus Covid-19 di Indonesia, kebijakan kepala daerah mengharuskan proses pembelajaran dilangsungkan dari rumah. Hal tersebut dimaksudkan dalam rangka penanggulangan penyebaran Covid-19.
Kondisi tersebut menyebabkan proses belajar tidak bisa lagi dilakukan secara leluasa dengan cara tatap muka. Proses belajar lebih banyak dilakukan dengan melalui aplikasi di gawai.
Oleh karena itu, dalam kegiatan tersebut, Ustadz Sodikin selaku koordinator kesiswaan mengakatan siswa harus menjaga adabnya kepada guru, kepada ilmu, dan kepada orangtua.
“Meski pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, teman teman harus tetap memperhatikan adabnya. Keberkahan itu letaknya di adab,” terang beliau.
Adab adalah etika, moral, atau karakter yang ada di dalam diri seseorang. Adab tidak dapat dibatasi oleh suatu tempat atau peristiwa. Zaman mungkin boleh berubah, namun adab harus tetap dijaga dan dipertahankan dalam melandasi semua tindakan, terlebih lagi dalam proses mencari ilmu.
Di lain sisi, pembelajaran dari rumah telah memberikan waktu lebih banyak siswa berinteraksi dengan keluarga mereka, khususnya orangtua. Kondisi ini memberi peluang lebih banyak anak untuk Berbakti kepada orang tua.
Ustadz Sodikin menukilkan Qur’an surat Al Isra ayat 23, Allah SWT berfirman mengenai larangan anak berkata kasar,melainkan harus bertutur kata mulia kepada orang tua:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” [asr]